Latest Post

Anggota PPK Aceh Utara Dilantik



ACEH UTARA | ACEHKITA.COM — Sebanyak 175 calon anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Aceh Utara dilantik untuk menghadapi pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah November mendatang di aila kantor bipati Aceh Utara, Senin (20/6).

Dalam prosesi pelantikan, dilakukan penyematan tanda anggota PPK oleh Ketua KIP Aceh Utara Muhammad sebagai simbol bahwa kini mereka telah resmi menjadi anggota PPK dan dituntut siap mengemban tugas dan tanggung jawab untuk melancarkan jalannya prosesi pemilihan di Aceh Utara.

Ketua KIP Aceh Utara Muhammad mengatakan, ke 175 anggota PPK ini akan ditugaskan di 27 kecamatan. Tiap kecamatan akan diisi lima anggota PPK.

“Pelantikan petugas PPK itu dilakukan setelah melewati seleksi, ujian secara tertulis dan juga wawancara. Pelantilan ini guna menyongsong Pemilukada gubernur/wakil gubernur Aceh juga bupati/wakil bupati Aceh Utara,” ungkapnya.

Muhammad menambahkan, usai dilantik, PPK akan melakukan tugas melantik Panitia Pemungutan Suara (PPS) di desa-desa dalam wilayah kerja mereka. “Sesuai dengan tahapan, anggota PPS akan dikekrut dari masing-masing Kelurahan. Penyeleksian dan pelantikan PPS akan dilakukan oleh PPK,” terangnya.

Sementara itu Bupati Aceh Utara Ilyas A Hamid dalam sambutannya berharap kepada seluruh petugas PPK supaya bekerja dengan jujur dan profesional. “Mudah-mudahan anggota PPK bisa mensuskeskan pemilu nanti tanpa ada masalah yang berkaitan dengan administrasi ataupun kecurangan,” katanya.

Ia juga mengajak semua anggota PPK untuk secara sungguh-sungguh menjalankan sumpah yang telah diucapkan, yaitu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok manapun.

Lebih lanjut Ilyas meminta seluruh anggota PPK agar memiliki nomor kontak para kepala kepolisian sektor dan aparat keamanan lainnya di tempat mereka bertugas karena diperkirakan akan banyak teror yang akan mereka terima selama menjalankan tugas di tengah masyarakat mengingat Provinsi Aceh khususnya Aceh Utara merupakan daerah bekas konflik bersenjata. [Oleh: Teuku Fakhrizal - 20/06/2011 - 14:44 WIB]
0 komentar

Puluhan Ayam Mati Mendadak



LHOKSEUMAWE | ACEHKITA.COM — Puluhan ekor ayam milik sejumlah warga di Gampong Uteunkot Cunda, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, mati mendadak dalam dua pekan terakhir. Warga khawatir penyebab kematian ayam karena terserang flu burung atau avian influenza.

Ibrahim, 55, warga Uteunkot, saat ditemui acehkita.com di rumahnya, Selasa (21/6), mengatakan telah mengubur sebanyak 10 ekor ayam miliknya sesaat setelah mengetahui ayam-ayam miliknya mati mendadak sekitar dua hari lalu.

”Sehari sebelumnya seluruh ayam saya masih sehat dan masih berkeliaran. Namun, Minggu pagi saya kaget saat melihat ayam-ayam saya telah mati di kandang dengan kondisi bangkai kaku dan seluruh badan ayam menghitam. Saya tidak tahu penyebabnya,” ujar Ibrahim.

Setelah mendapati kejadian tersebut, ia menceritakan kepada warga lain dan segera mengubur bangkai-bangkai itu. Ibrahim khawatir ayamnya telah terserang flu burung. Pasalnya, para tetangganya juga mengalami hal serupa.

Kendati demikian, ia mengaku belum ada warga yang melaporkan peristiwa tersebut ke pihak desa maupun ke instansi terkait.

“Sejauh ini belum ada penanganan. Warga lain yang mengetahui kejadian itu langsung menjual ayam-ayam mereka sebelum mengalami kejadian serupa. Kalau saya tidak salah peristiwa kematian ayam mendadak dialami puluhan kepala keluarga,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian Lhokseumawe Dahlia, kepada wartawan mengaku belum mendapatkan laporan dari warga atau petugasnya yang di tempatkan di desa terkait kejadian itu.

Dia mengaku justru baru mengetahui informasi tersebut setelah dikonfirmasi wartawan. Dinas Kelautan dan Perikanan, katanya, akan segera mengutus petugas untuk mengecek kebenarannya.

“Apabila kejadian itu benar, kita akan segera memusnahkan seluruh ayam di lingkungan tersebut,” kata Dahlia.

Lebih lanjut ia meminta agar warga segera melaporkan setiap ada kematian unggas kepada pihaknya supaya langsung dapat ditanggulangi sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, mengingat flu burung dapat menyerang manusia. [Oleh: Teuku Fakhrizal - 21/06/2011 - 14:40 WIB]
0 komentar

Warga Tanam Pohon di Jalan Rusak



ACEH UTARA | ACEHKITA.COM — Cara protes warga Jungka Gajah, Kecamatan Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara, menghadapi jalan rusak cukup kreatif. Warga menanam pohon pisang dan pohon kelapa di jalan berlubang sejauh 5 meter sambil menuliskan sindiran kepada pemimpin kecamatan dan kabupaten.

Menurut warga, jalan rusak tersebut seringkali menelan korban pengendara sepeda motor yang melintas. Apalagi terjadi kubangan saat hujan dan banjir.

Tokoh masyarakat setempat T. Zulfuadi (35) mengungkapkan, penanaman pohon di jalan beberapa waktu lalu adalah bentuk dari protes warga atas rusaknya jalan sudah berlangsung lebih dari 10 tahun. “Penanaman pohon ini sebagai bentuk protes warga atas rusaknya jalan dan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Aceh Utara,” katanya acehkita.com, Selasa (21/6).

Menurutnya, selama ini jalan Jungka Gajah-Keude Geudong merupakan urat nadi perekonomian warga setempat. “Jalan ini ramai tiap hari dilalui warga untuk mengangkut hasil pertanian mengingat hampir 90 persen masyarakat Meurah Mulia berprofesi sebagai petani. Namun sekarang warga sangat kewalahan melewati jalan tersebut,malah beberapa hari lalu ada warga yang mengalami patah kaki akibat kecelakaan dikubangan jalan itu,” tuturnya.

Sementara itu Camat Meurah Mul.Bakhtiar Sulaiman, meminta warga agar bersabar. Pasalnya, tahun ini perbaikan jalan akan dibangun secara bertahap. “Bulan Juni ini akan diperbaiki jalan Geudong yang tembus ke jalan Line Pipa. Setelah pembangunan jalan itu selesai baru akan dilanjutkan ke jalan tersebut. Saya minta agar warga bersabar dulu, karena kita tidak diam begitu saja,” tegas Bakhtiar.

Bakhtiar mengklaim keterlambatan perbaikan jalan itu karena difisitnya anggaran yang terjadi di Kabupaten Aceh Utara, seharusnya setiap tahun jalan tersebut harus dilakukan perawatan dan perbaikan. Hanya saja, hal itu tidak dilakukan karena minimnya biaya. [Oleh: Teuku Fakhrizal - 21/06/2011 - 15:52 WIB]
0 komentar

Puluhan Hektar Sawah Diserang Keong Mas


 
ACEH UTARA | ACEHKITA.COM — Pengganggu tanaman, keong mas, menyerang puluhan hektar tanaman padi baru tanam di Kecamatan Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara. Populasinya meningkat karena melimpahnya air di saluran irigasi yang mengaliri sawah warga setempat. Petani kualahan mengatasi serangan, sehingga mereka terpaksa menambah biaya produksi untuk membeli racun dan mengerahkan tenaga pengambil hama.


Yahdil Ummah (30), seorang petani di Gampong Baroh Kuta Batee Kecamatan Meurah Mulia mengatakan, serangan keong mas terjadi rutin setiap tahun, utamanya ketika umur padi masih muda. “Biasanya di awal waktu tanam hingga padi berumur tiga minggu, keong mas kerap memakan batang dan daun padi sehingga banyak yang mati,” ujarnya.

Yahdil mengatakan, sejauh ini upaya yang dilakukan adalah mengendalikan populasi keong mas dengan cara mengeluarkannya dari sawah. Selain itu petani juga memakai racun berbahan kimia untuk membasmi walaupun hal tersebut dilarang.

Hal yang sama diungkapkan petani dari Desa Nibong Kecamatan setempat. Abdul Hadi (51) mengatakan, serangan keong mas memakan batang-batang padi yang baru ditanamnya sampai putus. “Serangan semakin banyak kalau sawahnya dipenuhi air, tapi kalau agak kering, keongnya bersembunyi di dalam tanah,” ujarnya.

Abdul hadi menambahkan rata-rata populasi keong mas mencapai 10 kilogram hingga 20 kg di setiap hektar sawah. Populasi bisa meningkat sampai 40 kilogram per hektarnya apabila aliran air yang masuk ke sawah semakin banyak. Keong akan bertumbuh kembang lebih cepat pada sawah yang tergenang air dibandingkan pada sawah yang kering.

Menurut Abdul biaya tambahan yang diperlukan untuk mengatasi serangan keong mas mencapai Rp 300.000 per hektar. Uang itu dipakai membayar buruh tani sebanyak 3 orang, membeli racun keong, dan membeli bibit baru untuk mengganti tanaman lama yang mati akibat diserang keong mas. Tingkat kematian tanaman rata-rata mencapai 15 persen. [Oleh: Teuku Fakhrizal - 22/06/2011 - 15:40 WIB]
0 komentar
 
Support : Keude.net
Copyright © 2014. Teuku Fakhrizal - All Rights Reserved